From Hadith to Wisdom

From Hadith to Wisdom
Mengabarkan Pesan Nabi

Search This Blog

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label Kaskus. Show all posts
Showing posts with label Kaskus. Show all posts

Wednesday, January 8, 2014

Ketika Aku Jadi Uster di KASKUS 2

SETAHUN SAMA DENGAN SEDETIK, GAN!

Tahu nggak Gan, ternyataumur dunia ini gak sampai satu jam. Bayangin, kalau agan-agan padanungguin seseorang yang diidamkan, sejam serasa setahun. Dah pasti gak sabaran kan? Apalagi kalau yang ditunggu tuh bener-bener membawa jutaan rejeki, keindahan, dan kenikmatan. Pasti gak mau ketinggalan sedetik pun. Hadeuuuh….
Nah sekarang coba, agan-agan pikir emang kita ini sudah berapa lama sih hidup di dunia ini? Dari waktu yang sekian lama itu, sudah berapa persen yang kita gunakan untuk ibadah? Nah sisanya bauat apaan? Trus gimana tuh kalau dibanduingkan dengan para malaikat? Para malaikat tuh gak punya bosan buat ibadah lho. Mereka ternyata punya hitungan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan hitungan waktu yang kita punya. Nah, itu pun mereka dengan sabarnya taat beribadah, gak pernah berhenti Gan!
Coba, kita perhatikan ayat al-Qur’an, tenting keberadaan alam dunia ini yang gak lebih dari 1 hari. Dalam QS. Thaha ayat 104. Allah berfirman, “Kami lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan, ketika orang yang paling lurus jalannya mengatakan, ‘Kami tinggal (di dunia) tidak lebih dari sehari saja.’.”
Nah, sekarang kalau pakai hitungan waktu langit, malah nggak nyampe satu jam Gan. Waw, sehari di langit sama artinya dengan 1.000 tahun perhitungan manusia di bumi lho. Nih, dalam QS. Al Hajj ayat 47, Allah berfirman, “Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar adzab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. dan sesungguhnya di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”
Lebih dahsyat lagi, ternyata ada yang lebih cepat lagi gan. Sehari dalam hitungan kita ternyata sama dengan 50.000 tahun hitungan waktu untuk malaikat. Waw… gimana tuh rasanya hidup segitu lamanya? Belum lagi kalau nungguin yang terkasih, belum juga sehari dah gak sabaran kali ya. Itulah yang termuat dalam QS. Ma’arij ayat 4, “Para malaikat dan Jibril naik, (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.”
1 jam = 3.600 detik
1 hari = 86.400 detik
1 tahun = 365 hari = 31.536.000 detik

1 hari = 50.000 tahun malaikat x 365 = 18.250.000 hari kita
1 hari = 575.532.000.000.000 detik dalam hitungan malaikat
1 tahun malaikat = 1/50.000 = 0.00002 hari kita
1 hari malaikat = 0.0002 x 86.400 = 1,728 detik kita (kurang dari dua detik)
1 tahun malaikat = 0.0002x31.536.000 = 630,72 detik

Coba kita itung bareng-bareng deh, gan!
Setahun dalam hitungan kita kan 365 atau 366 hari. Trus, sehari dalam hitungan malaikat aja sama dengan 50.000 tahun. Berarti, Setahun dalam hitungan kita sama dengan (365x50.000=) 18.250.000 hari. atau kalau pas tahun kabisat bisa sampe (366x50.000=) 18.300.000 hari. Waw, gak kebayang deh kalau misalnya umur kita sekarang udah 30 tahun, berarti kita udah hidup selama (18.250.000x30=) 547.500.000 hari atau 1.500.000 tahun. Manusia purba sama dinosaurus aja belum lahir kali ya? Nah, umur umat kanjeng nabi Muhammad ini kan rata-rata 60 tahunan, berarti umur rata-rata kita segini gan, (18.250.000x60=) 1.095.000.000 alias semilyar Sembilan puluh lima juta tahun, Gan!Trus gan, berarti sejam di kita sama dengan berapa? Semenit, sedetik berapa tuh? Wah, itu aja sendiri deh gan, kalkulaor guwe gak cukup buat naruh angka-angkanya. Percaya nggak sih gan? Itu beneran lho, Allah langsung yang "bilang" dalam al-Quran.
Mungkin bagi kita itungan gitu ajeeb banget. Nah, kalau itungan umat terdahulu mungkin gak terlalu ajib kali ya? Nih, coba kita perhatikan masa Nabi Nuh tinggal bareng kaumnya dan berdakwah di sana aja sampe seribu kurang lima puluh tahun, alias 950 tahun. Sementara kanjeng nabi Muhammad diutus jadi Rasul sampe meninggal aja cuma 23 tahunan. Berapa persennya tuh? Wajar kalau kita melongo lihat itungan tahun yang begitu banyaknya. Tapi, harus percaya dan disyukuri gan. Karena meskipun umur hidup kita Cuma 60 tahunan, alias 6,31% umur umat nabi Nuh, atau nol koma nol nol nol sekian dalam hitungan buat malaikat, kita bisa unggul jauh dari mereka gan. Kita ini umat istimewa. Umur singkat, tapi pahala padat. Ada syaratnya tapi gan, amalnya juga kudu berat terus niat juga harus tepat.


Tuesday, January 7, 2014

Ketika Aku Jadi Uster di KASKUS


CARA NABI MENYAMBUT RAMADHAN, GAN!

Tak terasa, bulan suci Ramadhan 1433 H telah tiba. Alhamdulillah, kita masih bisa menemui tamu agung tahunan yang dinanti-nanti selama dua berbulan-bulan. Ya, itulah bulan Ramadhan yang penuh berkah yang di dalamnya terdapat malam penganugerahan seribu bulan. Entah  sudah berapa ramadhan kan yang berhasil kita lewati? Tentu hal itu sesuai dengan jumlah bilangan umur yang telah kita lalui. Siapa coba yang tidak ingin mendapat penghargaan itu? Jangan-jangan tahun ini, nobel tersebut memang jatuh ke tangan kita, amin. Karena itu, wajar jika banyak orang yang selalu merindu dan mendamba bulan ini sehingga butuh dipersiapkan sedini mungkin untuk menyambut kehadirannya.
Kehadiran bulan ramadhan yang biasa disemarakkan dalam acara tarhib ramadhan biasanya dimanfaatkan oleh banyak orang sebagai waktu untuk berbenah diri, membersihkan hati dan mempererat kembali tali silahturahim dengan sanak famili. Kebersihan dan kesiapan hati menyambut Ramadhan akan terasa lebih indah jika dicerminkan dari penampilan diri. Karena itu, seringkali kita melakukan persiapan fisik dan mental untuk menyambut bulan puasa selama satu bulan penuh ini.
Pada detik-detik menjelang kehadiran bulan ramadhan, kita seringkali melakukan berbagai seremonial dan acara-acara keagamaan untuk menyambut datangnya bulan ramadhan. Ya, itulah yang biasa kita kenal dengan istilah tarhib ramadhan alias menyambut ramadhan.
Istilah tarhib yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan "menyambut" memiliki makna filosofis yang cukup dalam. Ramadhan yang kita sambut ini berarti sesuatu yang memang kita tunggu-tunggu kehadirannya. Entah bagaimana perasaan kita ketika sedang menunggu saat-saat yang mendebarkan hati? Apalagi sudah ditunggu-tunggu selama sebelas bulan. Karena itu, banyak orang yang sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan ramadhan.
Di lingkungan kita, pada saat menjelang bulan ramadhan, terdapat tradisi unik untuk mengungkapkan kebahagiaan luar biasa. Ada yang berpawai ria dan konvoi, ada pula yang melakukan long march, ada yang menyebar jadwal imsak, ada yang silaturahim seperti halnya lebaran, ada yang bermaaf-maafan, ada yang kumpulan, ziarah ke makam keluarga alias nyekar, ngariung, megengan, munggahan, kirab, dan masih banyak lagi tradisi sejenis lainnya. Apapun kegiatannya, yang jelas itu semua adalan bentuk ungkapan kegembiraan menyambut ramadhan. Jika kita bisa bergembira menyambut ramadhan, maka seharusnya kita bisa lebih bergembira dan semangat lagi kalau ramadhan tersebut telah datang, seperti saat ini.
Lalu, bagaimanakah cara Rasulullah saw menyambut ramadhan, alias tarhib ramadhan? Beiau melakukan tarhib ramadhan jauh-jauh hari sebelum datangnya ramadhan. Pada bulan Sya’ban, Rasulullah saw pun semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya. Beliau saw, misalnya, tidak pernah melakukan puasa sunah sebanyak yang dilakukan di bulan Sya’ban. Para ulama pewaris nabi pun sangat teliti mengondisikan diri. Salah satu dari hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya'ban adalah sebagai latihan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Apakah itu bukan sebuah tarhib?

Di samping itu, jika kita baca hadis-hadis Rasulullah saw yang lain, pasti kita juga akan mendapati cara-cara beliau yang untuk menyambut kehadiran bulan suci ini. Adalah baginda Nabi Muhammad saw yang benar-benar melakukan tarhib Ramadhan paling meriah dan paling lama. Beliau melakukan tarhib ramadhan tidak cukup sehari atau dua hari saja. Beliau mempersiapkan penyambutan ramadhan mulai dari menjelang kedatangannya hingga kepulangannya. Ketika sudah datang pun, Ramadhan masih juga beliau sambut dengan meriah. Dengan demikian, setiap hari di bulan ramadhan adalah tamu agung yang berbeda-beda. Hari-hari ramadhan bak tamu agung yang datang silih berganti.
Penyambutan ramadhan tidak dilakukan sekadar rasa bahagia atau gembira saja, melainkan harus dengan persiapan matang secara fisik dan mental agar kuat dalam menjalankan ibadah spesial selama sebulan penuh itu. Riwayat tentang kegembiraan dalam menyambut bulan ramadhan sebagaimana yang popular di kalangan kita adalah palsu.
"Man fariha bi dukhuli ramadhan harramallu jasadahun ala al-niran" siapa yang bergembira karena menyambut datangnya bulan ramadhan, Allah haramkan jasadnya dari neraka. Riwayat tersebut hanya dapat dijumpai dalam kita Durratunnasihin, namun tanpa sanad. Sementara itu, untuk bisa menyatakan bahwa hadis tersebut sahih dari nabi Muhammad adalah dengan sanad tersebut. Siapa yang menyampaikan hadis tersebut menjadi penting untuk diketahui. Karena tidak juga ditemukan, maka para ulama menegaskan bahwa ungkapan tersebut bukan sebuah hadits Nabi saw. Entah siapa yang pertama kali mengucapkan ungkapan itu, namun yang jelas, bila ungkapan itu dinisbahkan kepada Nabi saw, maka hal itu menjadi hadis palsu.
Gini gan, kanjeng nabi itu selalu kasi motivasi ke para sahabatnya. Beliau selalu menyemarakkan malam-malam ramadhan buat qiyamullail. Nah kalau yang ini asli, barang ori and ada garansinya lagi, gan!. Beliau bersabda, "Man qama ramadhan imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih." Siapa yang bangun (menyemarakkan malam-malam) ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, pasti bakal diampuni dosa-dosanya gan." Tentu dosa-dosa kecilnya gan ya, karena kalau dosa gede kayak syirik, zina, bunuh orang, dan sejenisnya butuh taubat dulu, apalagi kalau nyangkut hak orang lain, butuh minta ampun dulu ama yang berhak. Nah, itu kalau malam gan. Trus kalau siang gimana?
Kanjeng nabi juga sering bilang, "Man shoma romadhona imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih." Kalau malem suruh begadang buat ibadah, nah kalau siangnya disuruh puasa. Awas jangan sampe bolong kalau gak darurat karena sakit atau lagi pergian jauh, kecuali buat aganwati yang pasti dapet bonus beberapa hari. Itu pun harus diganti, ganwati ya... Pasti agan dan aganwati masih pada inget sama ayat al-Quran, "Faman kana minkum maridhon au 'ala safarin fa'iddatun min ayyamin ukhar." Nah, itu dia, kalau berhalangan puasa, wajib ganti di hari lain abis ramadhan. Kalau kita puasanya ikhlas karena Allah, pasti bakal diampuni dosa-dosa kita gan. Trus, kalau diampuni ya pasti diselametin dari lahapan si jago merah….
Gak sulit kan gan? Kalau biasanya makan-minum, jalan-jalan, tuh pasti nguras tenaga, nguras kantong juga lagi. Nah, kalo puasa kan gak pake nguras apa-apa. Berarti lebih mudah dong! Trus kalau malam kan biasanya begadang, nah sama aja kan, begadang-begadang juga. Malah bisa rame-rame lagi bareng keluarga, ama masyarakat juga. Gak usah lama-lama juga gak apa-apa gan, yang penting begadangnya bener aja. Kanjeng nabi juga begitu gan, "Kana al-nabi shallallahu alaihi wasallam idza idza dakhalal asyral awakhir ahya lailahu wa aqama ahlahu wa syaddza mi'zarahu." Dulu, kanjeng nabi itu selalu kalau udah masuk sepuluh hari terakhir lebih meriah lagi nyambut ramadhannya. Gak tanggung-tanggung, keluarganya diajak semua buat ngerayain malam perpisahan tamu agung yang udah disambut lama hampir sebulan yang lalu. Farewell party nya aja sampe sepuluh malem gan. Apalagi di malam-malam farewell party itu ada satu malam penganugerahan seribu cendol, upss…salah! Seribu bulan maksudnya, lailatul qadar gan. Huh…pasti seru, rame-rame tiap malem ama ramadhan yang kita sayangi, kita nanti-nati  ampe kedatangannya aja dirayain besar-besaran. Nah, perpisahannya juga pasti lebih rame lagi dong. Biar makin kangen.
Nah, gitu gan! Ini baru sedikit lho ya buat acara tarhib ramadhan ala kanjeng nabi. Beliau tuh, dah wanti-wanti biar kita gak salah niat. Niat kita buat nyambut ramadhan ini ya biar nambah iman takwa. Emang tujuan aslinya juga begitu to? Nah, makanya pas puasa ama "begadang malam" niatnya juga harus bener.
Eh, ngomong-ngomong soal tarhib lagi, apaan sih maksudnya? Gini gan, kan kita tadi dah tau tuh artinya tarhib, menyambut. Nah biasanya kalau kita bikin acara sambutan pasti yang disambut tuh istimewa, ngangenin, asyik abis, nyemangatin, atau bawa sesuatu indah yang kita harapkan. Nah, kalau nggak istimewa kayak gitu, ngapain kita sambut ya gan? Kalau kita aja bisa disemangatin sama hadis palsu seperti di atas tadi, harusnya lebih semangat lagi dong kalau dipacu sama yang asli-asli bergaransi lagi.
Makanya, yuk kita sambut bener-bener  ramadhan ini dengan niat yang baik, ngarep ridha Allah biar diampunin dosa-dosa kita. Syukur-syukur kalau bisa niruin gaya kanjeng nabi nyambut ramadhan sampe pulang lagi tuh tamu ramadhan. Ya kalau gak bisa sama, minimal beda-beda dikit lah. Kalau kanjeng nabi, begadangnya di masjid yang gak pake karpet, kita begadangnya di masjid yang mewah-mewah juga boleh. Atau jalan-jalan ke mall, tapi buat ngikut pengajian.  Siapa tau di sana ada kios-kios yang buka majelis taklim. Kalau nabi puasa kita juga puasa kan.  Nabi baca quran kita juga bisa baca quran dong. Jangan salah, gaji baca quran tuh diitungnya per huruf lho. Per hurufnya bisa sampe 10 kebaikan gan. Bayangin kalau misalnya itu dikurskan ke dolar, bisa berapa dolar tuh kita dapetin per hurufnya aja. Siapa sih yang nggak mau digaji segitu gedenya apalagi kerjaannya cuma baca doing? Mantab deh gan. Moga sukses acara nyambut ramadhan ampe habis ya gan. Kalau perlu kita taruan deh siapa di antara kita yang bakal menang di malam penganugerahan seribu cendol upss salah lagi…, seribu bulan maksudnya gan. Gak kebayang deh, kalau misalnya itu pesta, pesta seribu cendol ya gan. Hehe… Moga-moga kita semua dapet deh. Aminn….