From Hadith to Wisdom

From Hadith to Wisdom
Mengabarkan Pesan Nabi

Search This Blog

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label Profil. Show all posts
Showing posts with label Profil. Show all posts

Monday, November 5, 2012

Riwayatku Dulu dan Kini


Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, atau yang biasa disapa Ubay lahir dan dibesarkan di Jombang Jawa Timur pada Rabu, 30 Rabiul Awal 1407 H, atau 03 Desember 1986 M. Sejak kecil, ia telah dididik untuk selalu jatuh cinta terhadap ilmu dan pengetahuan. Ia bahkan tak dikenalkan dengan kata "istirahat" dalam belajar dan menuntut ilmu. Lahir dan tumbuh di lingkungan Pesantren, mulai dari pesantren yang sangat kecil hingga pesantren yang sangat besar nan tersohor.
Di sebuah kampung kecil tempat kelahirannya, tepatnya di perbatasan Jombang-Kediri, ia menamatkan program wajib belajar Sembilan tahun. Pendidikan dasar, ia selesaikan di MI Darus Salam Ngrembang Jombang (1999), sedangkan tingkat menengah pertama, ia dapat dari MTsN Ngrembang Jombang. Di kampung itu pulalah, ia pertama kalinya dididik ilmu-ilmu agama Islam berbasis kitab kuning. Kampung kecil itu pulalah yang memperkenalkannya dengan hadis Nabi, meski saat itu sulit sekali rasanya jatuh cinta pada hadis Nabi saw. Hadis-hadis Nabi mulai ia kenal sejak duduk di bangku kelas 3 MI, melalui jasa Imam Nawawi dalam Arba‘innya. Setahun kemudian, ia mulai mengenal Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni> melalui Bulu>gh al-Maramnya. Meski demikian, anak sekecil itu pun belum mengerti apa dan untuk apa hadis Nabi itu.
Setelah menamatkan kitab hadis tersebut dan beberapa kitab kuning, seperti Alfiyah Ibn Ma>lik yang menjadi kebanggan para santri di kampungnya, barulan ia pun melanjutkan pendidikan agamanya di luar. Diawali dengan nyantri pasaran di beberapa Pesantren di Kediri yang konon menjadi syarat untuk dapat secara sah disebut sebagai santri. Namun, pada tahun 2002, justru ia dengan mantapnya menjatuhkan pilihannya sendiri untuk melanjutkan pendidikannya di Pesantren Tebuireng.
Di Pesantren Tebuireng ini pulalah, cita-cita sejak kecilnya untuk menjadi seorang dokter kandas begitu saja, tanpa menyisakan sebuah kekecewaan ataupun penyesalan sedikitpun. Ia pun akhirnya memilih jurusan keagamaan (MAK) untuk jenjang pendidikan Aliyahnya. Selama tiga tahun di MAK, ia diperkenalkan dengan bahasa asing yang harus diakrabi selama di sekolah maupun asrama pesantren. Di situ pulalah, ia mulai berusaha mengakrabi literatur-literatur tafsir dan ilmu tasir, hadis dan ilmu hadis.
Banyaknya santri yang berlalu lalang sambil menghafal al-Quran di Tebuireng membuatnya terpesona pada mengaji dan mengkaji al-Quran. Ia pun jatuh cinta pada tafsir dan ilmu tafsir. Namun, ia tampak belum jatuh cinta pada hadis dan ilmu hadis, bahkan hingga ia lulus dari MAK. Selama empat tahun di Tebuireng, tampaknya ia baru berkenalan dengan kitab-kitab hadis dan ilmu hadis. Pandangan pertamanya pada hadis dan ilmu hadis tidak terlalu mengesankan. Bahkan hingga menghatamkan pengajian dua kitab tersahih setelah al-Quran itu pun ia masih belum tertarik pada hadis. Entah, mungkin karena nuansa al-Quran yang lebih dominan daripada hadis yang kitabnya besar-besar itu.
Setelah empat tahun mengabdi di Tebuireng, ia pun melanjutkan pengembaraan ilmiahnya ke barat. Jakarta yang belum pernah ia datangi sekalipun, menjadi tujuannya. Dengan modal nekat berbekal niat dan tekad bulat serta beberapa rupiah seadanya, ia pun sampai di UIN Jakarta yang waw… dan membuatnya penasaran sejak dulu. Sesampainya di UIN Jakarta (2006), ia pun menuangkan kecintaannya itu pada jurusan Tafsir-Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, yang saat itu dicap sebagai fakultas paling "aneh" dan "berbahaya" bagi sebagian orang. Sebuah hadis yang ia kenal sejak di bangku sekolah-lah yang menjadi prinsipnya. Al-Isla>mu bada'a ghari>ban wa saya‘u>du ghari>ban, fa t}u>ba> li al-ghuraba>'.
Diam-diam, ternyata telah tumbuh bibit-bibit cintanya pada hadis Nabi. Salah satu tujuan utama menentukan pilihannya di Jakarta adalah penasaran dengan Sahih al-Bukha>ri> dan Muslim yang ia kaji di Tebuireng itu. Maka, sesampainya di Jakarta, ia pun langsung memburu sebuah pesantren kecil yang sudah ia kenal sejak dua tahun sebelumnya. Adalah Darus-Sunnah High Institute for Hadith Sciences yang kini berubah nama menjadi Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences, yang membuatnya jatuh cinta pada hadis Nabi saw. Meski tidak banyak yang ia ketahui tentang pusaka Nabi saw itu, setidaknya ia dapat mencicipi manisnya hidup bersama Nabi saw. Dan kini, ia benar-benar telah jatuh cinta pada hadis Nabi saw.
Setelah tamat dari Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta dan Darus-Sunnah (2010), ia pun berkesempatan melanjutkan studinya di kampus yang sama, Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, dengan konsentrasi Hadis dan Tradisi Kenabian (2010). Pada saat yang sama, ia mulai diminta mengajar di beberapa lembaga pendidikan, di antaranya di MA Sunanul Husa Pondok Raji Ciputat, Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences Ciputat, Institut PTIQ Jakarta, dan Quran Learning Center Jakarta. Kini, ia pun berkesempatan menempuh program doctor (S3) di kampus yang sama dan tertarik pada kajian hadis dalam konteks keindonesiaan.
Selama di Jakarta, ia berusaha untuk menggali potensi yang dimilikinya dengan aktif di berbagai forum kegiatan, baik intra maupun ekstra kampus dan pesantren. Selama itu pula, ia menoba untuk berkarya dan di beberapa buku, jurnal, dan media massa, cetak maupun eletronik. Semoga berkah dan bermanfaat untuk semua.
Dalam satu tahun terakhir ini, karya yang telah diterbitkan di antaranya adalah:
1.      "Dialektika Etika dan Estetika; Kasus Visualisasi Nabi dalam Hadis Syamail." dalam Al-Burhan, Jurnal Kajian Ilmu dan Penngetahuan Budaya al-Quran, vol. xii, No.1, Januari 2012. ISSN: 0853-8603
2.      "Demitologisasi Kehidupan Nabi." dalam Journal of Qur'a>n and Hadith Studies, vol. I, No.2 (January-June 2012). ISSN: 2089-3434, E-ISSN: 2252-7060
3.      "Generalisasi Makna Sahabat untuk Penyelamatan Hadis Mursal." dalam Refleksi, Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, vol. XII, No.3, Jakarta, April 2012. ISSN: 0215-6253, 205-311.
4.      Periwayat Khawarij dalam Literatur Hadis Sunni, Jakarta: Maktabah Darus-Sunnah, 2013.
5.      "Penafsiran Estetis dalam Tradisi Islam," Al-Burhan, Jurnal Kajian Ilmu dan Penngetahuan Budaya al-Quran, vol. xiii, No.1, Oktober 2013. ISSN: 0853-8603
6. "Hijrah dan Pembangunan Negeri," dalam Majalah Nabawi, 102, Desember 2013.

Saat ini, ia sedang dalam proses penyelesaian (work in progress) disertasi doktoral berjudul, "Penggunaan Hadis dalam Gerakan Keagamaan di Indonesia Pasca Orde Baru." Mohon doanya. 
Beberapa karya tersebut juga dapat diunduh di https://uin-jkt.academia.edu/AhmadHasbillah. Ia dapat dihubungi melalui E-mail: ahmadubayd_hasbillah@yahoo.com. Karya-karya lain akan segera menyusul, Insha Allah. Rabbi> waffiqni> ila> ma> tuh}ibbuhu> wa tard}a>hu. Amin.[AUH]